Jumat, 30 April 2010

bermain piano 72 lagu nonstop

Rekor MURI di bidang musik telah dipecahkan oleh Edwin Putro Muliono pada hari Senin, 16 Maret 2009 pukul 20.00 WIB di Atrium Mall Ciputra. Acara konser musik piano tunggal yang dimulai pukul 16.30 sampai 20.00 WIB itu sekaligus dalam rangka pemecahan rekor muri baru.

Acara yang dihadiri tamu undangan dan ratusan pengunjung Mall, cukup mencuri perhatian para pemerhati musik di kota Loenpia ini. Tepuk tangan selalu bergemuruh disela-sela pergantian lagu, bahkan di tengah-tengah lagu yang sedang dimainkan.

Memang, ini bukan konser biasa, bukan pula konser musik klasik yang membuat orang terbius dan tenang dalam menikmati komposisi yang dialunkan lewat piano. Para pengunjung yang menyaksikan boleh tepuk tangan kapan saja, boleh bicara sendiri bahkan berdiskusi sendiri. Saya beserta istri sendirijuga berdiskusi tentang pertunjukan itu berdua dan teman pengunjung lain yang kebetulan bersebelahan. Acara itu memang istimewa bagi kami berdua. Terlihat Boss jamu Jago, Jaya Suprana, duduk paling depan menyaksikan dan menikmati setiap lagunya. Beliaulah yang menyerahkan piagam Muri itu kepada sang pianis muda itu Edwin yang baru berumur 11 tahun memang istimewa.


Kepiawaian jari-jemarinya dalam meainkan tuts-tuts piano menunjukkan ia telah terlatih dan memiliki basik permainan piano yang cukup baik,basik musik klasik tentunya. Yang cukup menonjol dalam pertunjukan itu adalah permainan improvisasinya. Permainan tanpa partitur lagu memberi kebebasan dan kesempatan Edwin dalam meng-improve melodi-melodi sederhana menjadi melodi yang kaya akan ekspresi.

Gambang Semarang adalah lagu pertama yang disajikan pertama kali dan diakhiri oleh lagu nasional Indonesia Pusaka. Dari 72 lagu memang tidak ada jeda untuk beristirahat. Sela-sela pergantian lagu hanya diisi narator yang menyebut judul lagu dan pencipta atau yang mempopulerkan lagu tersebut.


Lagu-lagu yang disajikan memang tidak tertuju pada salah satu genre tertentu. Semua lagu sangat akrab dengan telinga kita semua, mulai dari lagu anak-anak seperti "Dondong Apa Salak", lagu pop seperti "My Heart", "Laskar Pelangi" sampai lagu klasik. Mungkin ini yang disasangkan, tingkat kesulitan lagu dan aransemennya masih sederhana. Namun demikian, ini dapat ditutup dengan permainan improvisasi yang cukup baik, bahkan kadang irama dan akor yang bervariasi. Karena tingkat kesulitan inilah yang menjadikan pemecahan rekor ini dianggap biasa-biasa saja bagi yang biasa menikmati jenis musik-musik ini.


Namun demikian, sekali lagi ini memang bukan pertujukan konser biasa. Bukan materi lagu yang diperhatian tetapi terutama, jumlah lagunya, nonstopnya, umur pianisnya,dan tentunya kemahirannya. Saya akui hampir tidak ada kesalahan berarti yang dilakukan dalam memainkan melodi-melodi lagu aslinya. Bisa dikatakan, mulus. Mungkin itu yang hebat. Yang paling berkesan dalam penyajian itu adalah saat Edwin memainkan lagu 'Autumn Leaves" dan "Trouble", yang berkolaborasi dengan permainan bass dan drum.
Apapun hasilnya, kegiatan ini perlu diapresiasi dan terus digali di Bumi Loenpia ini.Perlu digali terus rekor-rekor baru di bidang musik lainnya. Sekali lagi, HEBAT...HEBAT...dan Congratulation Edwin "little pianist" Putro Muliono.

baygon agents

Baygon agents

How the various groups of agents function in the Baygon products

Carbamates
The carbamates are salts and esters of carbamic (amidocarbonic) acid.

Pyrethroids

Pyrethroids are synthetic ester compounds, that is compounds of acids and alcohols derived from the natural pyrethrum extract. They belong to the most modern class of agent and have been subjected to the most thorough toxicological tests. Their advantage is high effectiveness against a wide spectrum of pests. Scientists agree that currently there is no other agent with a comparable effect on pests, particularly the carriers of diseases, at such low concentrations. The pyrethroids have highly specific effects on insects' nerve cells, so that only a very small quantity is needed to produce the required effect. Their action on warm-blooded creatures is 1,000 to 10,000 times weaker than on insects. This selectivity is attributable to the fact that the design and functioning of the nervous system and metabolism of warm-blooded animals - that is mammals including humans - and insects are completely different. The active ingredient Cyfluthrin has been in successful use for combating pests for about 15 years.
Biological properties Cyfluthrin is a highly effective insecticide in the pyrethroid group. It acts mainly as a contact poison, but also has a good oral effect. It has both a good knock-down effect, and a long-lasting (residual) effect even at low quantities. Cyfluthrin has a broad spectrum of efficacy, and is highly suitable for combating numerous domestic (household), storage and hygiene pests and nuisance insects. It acts both on the sensitive strains and those resistant to p-ester and carbamates.

The agent's chemical and physical properties

The technical agent is a mixture of four diastereo-isomeric enantiomer pairs.


Chemical name

2,2-dimethyl-3-dichlorovinyl-cis /transcyclopropane carbonic acid - alpha-cyano - 3'-phenoxy - 4'-fluorobenzyl ester; cyano (4-fluoro-3-phenoxyphenyl) methyl3 - (2,2-dichloroethenyl) - 2,2 - dimethylcyclo - propane carboxylate (C.A. 68359-37-5)

Common name

Cyfluthrin (proposed)

Structural formula

Empirical formular

C22H18Cl2F N O3

Molar mass

434.3 g/mol

Appearance

Yellow-brown mass of oily to pasty consistency, above 60 °C a clear yellow-brown oil

Density

1.27 - 1.28 g/cm³ (under-cooled melt)

Vapour pressure

Enantiomer pair I-IV <>

Melting point

Enantiomer pair I
64 °C
II
81 °C
III
65 °C
IV
106 °C

Solubility
(g/1000 ml solvent at 20 °C)

Enantiomer pair I II
Water 2x10-6 2x10-6
Dichloromethane >1000 >1000
n-hexane 10-20 10-20
2-propanol 10-100 1-10
Toluene >1000 100-1000

Enantiomer pair III IV
Water 2x10-6 2x10-6
Dichloromethane >1000 >1000
n-hexane 10-20 1-5
2-propanol 10-100 1-10
Toluene 100-1000 100-1000

The latest pyrethroid agent developed for Baygon is called Transfluthrin

Transfluthrin is one of the best-tested insecticidal agents, and has been incorporated in Baygon products against flying insects since 1996. In regard to its structure, toxicology and principle of action on insects' nerves, Transfluthrin is regarded as one of the fast-acting pyrethroids with low persistency.
Biological properties
Transfluthrin is highly selective. Low quantities are exceptionally powerful against hygiene, health and material pests in the indoor environment. The excellent knock-down action of Transfluthrin at an extremely low concentration permits its use especially in products to combat flies, mosquitoes and cockroaches. In products against crawling insects Transfluthrin shows a flushing and knock-down effect. It is a relatively volatile substance and acts principally as a contact and inhalation agent. It does not have a residual effect.

The agent's chemical and physical properties


Chemical name

(1R-trans)-(2,3,5,6-tetrafluorophenyl)-methylester 3 - (2,2-dichloroethenyl) -2,2 - dimethyl - cyclopropane carboxylic acid

Common name

Transfluthrin (proposed)

Structural formula

Empirical formula

C15H12Cl2F4O2

Appearance

Colourless crystals

Molar mass

371.2 g/mol

Melting point

32 °C

Density

1.5072 g/cm³ at 23 °C

Boiling point

135 °C / 0.1 mm
approx. 250 °C / 760 mm

Vapour pressure

4.0 · 10-6 hPA at 20 °C

Breakdown
(without stabiliser)

>Short term; 250 °C
>5 h at 200 °C; 120 h at 120 °C

Specific rotation

[alpha]D29 = +15.3 °C
(c = 0.5 CHCL3)

Lipophilia as log Pow

5.46 at 20 °C

Hydrolysis half-lives at 25 °C

pH5 > 1 year; pH 7 > 1 year; pH9 14 days

GC retention index

1892

HPLC retention index

1192

Solubility
(g/1000 ml solvent at 20 °C)

Water 5.7 · 10-5
Hexane >200
Isopropanol >200
Toluene >200
Dichloromethane >200